Senin, 09 Februari 2015
Pulau Ini Jadi Sarang Ular Paling Mematikan di Dunia
VIVAnews - Sejatinya nama pulau tersebut adalah Ilha de Queimada Grande, yang artinya Pulau Yang Terpotong dan Terbakar Api. Tapi orang lebih mengenalnya sebagai Pulau Ular karena pulau itu kini menjadi tempat tinggal ribuan ular mematikan. Pemerintah Brasil pun mengeluarkan larangan masuk ke pulau ini.
Sebagai tempat tinggal dari 4.000 ular mematikan, pulau ini memang jauh dari rekomendasi tujuan wisata. Badan Konservasi Alam PBB (IUCN) memasukan pulau ini sebagai pulau yang sangat berbahaya. Tidak heran jika pemerintah Brasil tidak mengizinkan siapapun memasukinya, kecuali peneliti yang telah mendapat izin.
Dilansir melalui Daily Mail, Rabu, 2 Juli 2014, pulau ini dianggap mematikan karena bukan ular biasa yang hidup di sini, melainkan ular berbisa jenis Bothrop insularis. Ular itu juga dikenal dengan nama ular emas berkepala lancip. Peneliti menyebutkan spesies tersebut sebagai reptil yang mematikan.
Tidak diketahui penyebab ular ini bisa menjadi sangat mematikan. Namun teori menjelaskan mengapa pulau itu bisa berpisah jauh dengan Brasil.
Ilha de Queimada Grande terletak di teluk Sao Paolo, Brasil. Awalnya pulau ini menyatu dengan Brasil namun pada 11.000 tahun lalu, level air laut meningkat drastis dan membuatnya terpisah dari Brasil. Ular yang berada di pulau tersebut tidak bisa berpindah. Mereka pun harus hidup dengan keterbatasan suplai makanan.
Mengapa bisa tersebut bisa berbahaya, masih menjadi misteri. Bisa ular itu disebut memiliki kekuatan 5 kali lebih mematikan ketimbang ular berbisa lain. Bahkan daging manusia bisa meleleh akibat gigitannya. Pada diri manusia, gigitan dari ular emas berkepala lancip itu memiliki potensi yang besar untuk menimbulkan kematian.
Beberapa orang ditemukan meninggal di sekitar pulau ini. Bahkan ada beberapa yang meninggal di dalam kapal mereka dengan tubuh dipenuhi gigitan ular dan daging yang terbakar.
Tampang Bothrop Insularis
Ular ini tidak terlalu panjang, hanya 70 sentimeter namun mampu meregang hingga ukuran maksimum 118 sentimeter. Tubuhnya berlapis sisik berwarna emas. Kepalanya memang lancip dan bisa langsung menusuk korban.
Ular ini menjadi penyebab utama kebanyakan kematian manusia yang berlangsung di Amerika Utara dan Selatan. Kematian rata-rata mencapai 7 persen jika tidak dilakukan perawatan pasca digigit, dan kemungkinan 3 persen kematian meski telah dilakukan pengobatan.
Ular emas berbisa itu bisa memakan daging dan jaringan tubuh manusia. Jika tak ada manusia, ular itu bisa memakan burung, kadal, bahkan mengkanibal ular lainnya. (umi)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar